Rabu, 24 Agustus 2016

2. Cita-cita Mainstream



Dokter, guru, pengacara, kerja di bank, pns, dan berbagai pekerjaan kantoran lainnya adalah cita-cita yang sering dan banyak diimpikan. Pekerjaan tersebut dianggap sebagai profesi elit yang menyuguhkan pendapatan (uang)  yang “pasti”.
Nah, cita-cita Anti apa?
Dulu sewaktu masih SD, Anti bercita-cita ingin menjadi dokter. Biasalah, cita-cita mainstream yang banyak diimpikan oleh anak-anak. Seiring berjalannya waktu, cita-cita Anti berubah. Namun sayang cita-cita baru Anti itu mendapat penolakan dari orang tua dengan alasan bahwa profesi tersebut tidak bisa menjamin kesejahteraan hidup alias tidak menghasilkan banyak uang.
Penolakan tersebut membuat Anti berpikir “sebenarnya cita-cita itu apa sih?”. Apa sih makna “cita-cita” yang terdapat dalam kalimat mainstream “kalau kamu sudah dewasa, kamu mau jadi apa? Cita-cita kamu apa?”. Anak-anak sering dijejali dengan pertanyaaan “cita-cita” tersebut. Biasanya semua anak-anak akan menjawab dengan cepat pertanyaan tersebut. Ya, semua anak-anak telah punya cita-cita. Sebegitu mudahkah menentukan cita-cita?
Menurut analisa Anti (cieee, analisa sa(stra)wan), makna cita-cita bagi anak-anak adalah “rencana”. Sebuah rencana bisa saja berubah ataupun tak tercapai. Rencana pun tidak mutlak harus diwujudkan, apalagi kalau itu hanya berupa jawaban dadakan dari pertanyaan paling mainstream sejagad raya, “cita-cita kamu apa?”. Hey, bahkan cita-cita pun harus direncanakan. Sebuah rencana hidup pun harus terencana.    

1. Sa(stra)wan


“Ranti Muthmainnah, Jurusan Sastra Inggris, IPK 3,53.”
 Prok prok proooooooookkkkk…………………………
Huaaaaaaaaaaaaaaaaaa, akhirnya Anti wisuda setelah menikmati asam, asin, pahit proses perkuliahan selama nyaris 6 tahun! Sekarang nama Anti jadi “Ranti Muthmainnah, S.S.”
Daaaaaan, beberapa hari setelah wisuda Anti telah dapat pekerjaan.
Wiiiih, keren Anti yak! Cepat amat diterima kerja.